bookmark at folkd Amcor Untan Mengikuti Diskusi Melawan Berita Bohong dalam Kampanye Pemilu - Ningspara

Breaking

Informasi, resensi, review buku-buku dan Produk Lainnya & Tempat membaca cerpen

Pages

Thursday, March 22, 2018

Amcor Untan Mengikuti Diskusi Melawan Berita Bohong dalam Kampanye Pemilu

Amcor Untan Relay Diskusi Melawan Berita Bohong dalam Kampanye Pemilu. American Corner Universitas Tanjungpura yang terletak di gedung UPT. Perpustakaan lantai 2 Untan mengadakan relay atau siaran langsung dari @america Jakarta dengan tema "Fighting Fake News" atau "Melawan Berita Bohong dalam kampanye pemilu. Seperti yang kita ketahui bahwa tahun 2018, tepatnya di bulan Juni akan diadakan 171 pemilihan kepala daerah serentak di berbagai provinsi di Indonesia. Mengapa ini penting? Dalam pemilihan sebelumnya banyak sekali berita palsu dan hoax yang menyebar secara besar-besaran. Kesempatan diinisiasi oleh Kantor Pers Kedutaan Besar Amerika Jakarta bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Amcor untan mengikuti diskusi melawan berita bohong dalam kampanye pemilu


Posisi Pontianak dalam pemilu

Pontianak adalah kota tempat transit informasi bohong dari kota-kota lain. Tiga kota penyumbang informasi hoax ke Pontianak adalah kota Bandung, Jakarta dan Makasar dengan 98% berita hoax ke Pontianak berasal dari kota tersebut (Mafindo). Berita bohong ini mudah disebarkan karena salah satu alasannya adalah indeks nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat tergolong rendah, lebih rendah dibandingkan dengan provinsi Kalimantan lainnya. Pontianak membutuhkan edukasi anti-hoax yang besar karena belakangan ini telah terjadi beberapa konflik yang sebenarnya bukan termasuk kepada isu SARA dan politik, tetapi selalu dihubungkan ke arah itu.

Contohnya adalah masalah perebutan kekuasaan di pasar Flamboyan dan pertengkaran keluarga sesama saudara ipar. Karena kedua pihak yang mengalami konflik kebetulan berasal dari dua etnis yang berbeda, akhirnya masyarakat selalu mengggiring masalah tersebut ke isu etnis, padahal bukan. Kemudian isu ini merembet ke pemilihan kepala daerah dimana kedua kubu saling menjelek-jelekkan. Kota Pontianak sudah merasakan terjadinya polarisasi. Pemilih (masyarakat) menjadi kehilang fokus, bukan lagi kepada program, visi misi, trek record  (catatan-catatan sukses) kandidat kepala daerah tetapi lebih ke latar belakang identitas. Seharusnya kita bersama-sama memajukan Indonesia. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Dengan hoax, energi kita terbuang sia-sia. Padahal dari kecil kita sudah diajarkan oleh berbagai hal seperti ilmu agama.
"Gunakanlah ibu jarimu untuk ibu pertiwi. Kita hanya punya satu negeri. Jagalah untuk anak cucu kita kelak - Setiaji."

Terjadi 300% kenaikan hoax menjelang pilkada seperti dikatakan oleh cyber crime Polda Pontianak. Beberapa parameter yang menyebabkannya adalah Politisasi sara dan money politik.  Edukasi tentang kampanye anti hoax lebih gencar terutama di mahasiswa dan kalangan ibu-ibu. Diharapkan mereka bisa menjadi kader anti hoax dari rumah sendiri. Dr. Emma sebagai dewan pakar Mafindo Pontianak dan pendiri mengatakan generasi muda mudah diprovokasi. Ibu rumah tangga juga mudah karena mereka adalah pribadi yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi. Mereka paling sering membuka grup WA keluarga dan menyebarkan berita-berita yang belum tentu kebenarannya. Seperti isu ikan nila yang menyebabkan kanker dan isu lainnya. Mereka memiliki naluri yang tinggi untuk melindungi anggota keluarganya. Sayangnya, isu yang disebarkan belum tentu kebenarannya.

Kenapa Selalu ada yang membuat hoax?

Kira kira apa keuntungan orang-orang yang sengaja membuat hoax? Pertama, mereka mendapatkan uang. Uang dibayar melalui jumlah view artikel dengan fasilitas adsense, pihak yang membayar, dll. Jadi, jika Anda suka menyebarkan hoax, sesungguhnya Anda sedang memperkaya orang-orang jahat yang tidak bertanggung jawab. Kedua, kepentingan politik. Banyak orang-orang yang ingin membuat kesan dan membuat opini publik bahwa Indonesia sedang diambang krisis keamanan  dan kacau balau.  Sehingga mengusulkan beberapa strategi yang cocok menurut kelompok yang dia dukung.

Belajar dari Rusia

Rusia adalah negara yang sangat keras. Bahkan sampai ada pernyataan bahwa jika Anda berhasil hidup di Rusia, maka Anda akan berhasil hidup dimanapun. Katanya, Rusia sebagai negara bekas Komunis masih memiliki simbol Palu arit yang bertebaran di negara itu. Tetapi mereka tidak berusaha untuk memusnahkannya. Di Sosial media Rusia, para pemilih juga mengalami perdebatan tentang kandidat di pemilu. Tetapi yang dibahas oleh mereka adalah keuntungan dan kelemahan program-program dari para kandidat kepala daerahnya. Bukan latar belakang dari kandidat.

"Semua berita harus dianggap hoax sebelum kebenarannya diverifikasi - Dani."

HOAX, untuk apa?

Hoax direkayasa untuk menutupi berita sebenarnya. Kenapa harus disikapi dengan bijak? Karena hoax dan fake news bisa berbahaya karena menjadi senjata yang berpotensi memicu konflik. Contoh berita palsu dari negala lain adalah di Srilanka, yang mengatakan warga Muslim Srilanka mengedarkan obat untuk membuat mandul warga yang beragama Budha. Akhirnya Facebook ditutup di sana. Di Indonesia? Berbagai macam berita palsu dibuat. Penganiayaan ulama sampai kebangkitan PKI. Akibatnya adalah kerusuhan,  tempat ibadah dibakar, tukang kabel dikeroyok sampai babak belur dan meninggal, ribuah jemaat tertipu karena first travel, isu faksin, dan masih banyak contoh lainnya.

Beberapa gambar direkayasa untuk mendukung kebohongan tersebut seperti memakai lambang Polri, dan lambang pemerintahan lainnya.

Rendahnya kemampuan literasi menyebabkan rendah toleransi. Sesungguhnya martabat manusia sedang turun karena kesenangan membaca sesuatu yang menyudutkan orang lain. Alasan lainnya, harus diakui bahwa media tidak lagi menjadi pilar demokrasi.
"Negara dengan pemilih berdaulat pasti mampu melawan berita hoax - Wahyu."

Melaporkan berita hoax : 
Hubungi TurnBackHoax - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia
Download Hoax Buster Tools di Android
Bergabung dengan grup Forum Anti Fitnah dan Hasut dan hoax (FAFHH) di facebook

Materi ini disampaikan oleh:
Wahyu Setiawan, Komisioner KPU 2017-2022)
Setiaji Eko Nugroho, Mafindo
Dani Koswara Putra, FAFHH
Amcor Untan Mengikuti Diskusi Melawan Berita Bohong dalam Kampanye Pemilu
Perwakilan AJI dan Mafindo Kalbar (Tengan dan kanan) ditemani Mrs. Ella (kiri) melanjutkan sesi diskusi di Amcor.

No comments:

Post a Comment