bookmark at folkd Naga Sebagai Simbol Kekuasaan Bangsa Targaryen Dari Kaca Mata Max Weber - Ningspara

Breaking

Informasi, resensi, review buku-buku dan Produk Lainnya & Tempat membaca cerpen

Pages

Saturday, May 3, 2025

Naga Sebagai Simbol Kekuasaan Bangsa Targaryen Dari Kaca Mata Max Weber

Naga Sebagai Simbol Kekuasaan Bangsa Targaryen. Bangsa Targayen dikenal sebagai penakhluk 7 kerajaan di sebuah wilayah bernama Westeros. Mereka memerintah secara turun temurun selama kurang lebih 400 tahun. Targaryen adalah bangsa yang melakukan migrasi setelah lokasi mereka sebelumnya, beranama Old Valyria runtuh.


Flash back ke Old Valyria, di sana para Targaryen mempraktikkan ilmu-ilmu sihir. Satu di antaranya kegunaannya adalah untuk menakhlukkan Naga yang berasan dari perbukitan Fourteen Flames. Tentu saja para naga ini hidup dalam lingkup mereka sendiri. Akan tetapi Targaryen berhasil menemukan keberadaan mereka dan mencoba segala cara untuk menakhlukkan para naga tersebut.

Dalam banyak kebdayaan, naga atau dragon dianggap sebagai makhluk yang misterius, berbahaya, menakutkan, akan tetapi memiliki sifat yang sakral dan agung. Banyak peradaban menggambarkan naga sebagai makhluk besar berada di bawah tanah atau gunung-gunung suci. Mereka juga mengeluarkan api dari dalam prut mereka, yang membuat mereka ditakuti. Dari bawah tanah mereak bisa muncul dan mengakibatkan gempa bumi.

Di Indonesia sendiri, banyak suku yang memiliki mitos tentang naga. Salah satunya Batak yang dikenal dengan naga Pandoha yang tinggal di bawah tanah dan memiliki peran dalam penciptaan bumi dalam mitologi penciptaan versi Batak. Dan suku-suku lainnya.

Kembali ke Targaryen, naga dianggap memiliki hubungan atau ikatan yang sangat kuat dengan Targaryen. Kemungkinan besar karena Targaryen berhasil mempraktekkan sihir mereka sedemikian. Sehingga seperti ada ikatan bati dan peraturan antara relasi Targaryen dengan naga.

Ketika Old Valyria runtuh, Aegon the Qonqueror, atau Ageon Sang Penakhluk terbang bersama dua saudari perempuannya bernama Visenya Targaryen dan Rhaenys Targaryen. Mereka, dapat dikatakan adalah 3 generasi terakhir yang dari Targaryen yang hidup. Karena itu, ketika meninggalkan Valyria, Aegon menikahi kedua saudarinya. Sebab, sebagai manusia yang berasal dari tradisi yang mengklain sebagai tradisi besar, tidak ada bangsa di Westeros yang mereka anggap setara dengan mereka.

Lagipula, dalam benak mereka, mana bisa bangsa penunggang Naga  menikahi mereka yang hanya penuggang kuda? Jadi naga adalah simbol elitis yang digunakan oleh Targaryen untuk mengklaim posisi mereka yang lebih unggul dibandingkan semua bangsa di Westeros.

Klaim ini tentu diperkuat dengan ciri fisik yang dibawa serta oleh Targaryen. Digambarkan dalam bukunya, bahwa Targaryen memiliki fisik dengan rambut perak dan mata ungu dengan kulit yang putih pula. Ciri fisik ini tidak dimiliki oleh suku bangsa lain di sana. Warna perak tentu berbeda dengan warna rambut blonde yang juga banyak dimiliki misalnya oleh House of Lanister. Karena itu, ciri fisik yang kontras memudahkan klain bahwa mereka adalah manusia yang mirip dengan dewa, manusia setengah dewa, atau keturunan para dewa itu sendiri. Hal ini mempermudah penakhlukan 7 kerajaan di Westeros.

Bagaimana G.G.R. Martin membingkai keseluruhan Game of Throne sebetulnya tidak jauh dari kisah antah berantah dan hanya ada dalam imaji semata. Tentu ada banyak praktik-praktik penakhlukan yang mewarnai dan menginspirasi imaji penulisan dari Martin. Dari banyak kisah penakhlukan yang banyak terjadi di dunia. Terutama dengan klaim-klaim sifat keilahian dan ciri fisik, plus dengan aura yang dimiliki oleh tokoh-tokoh sepanjang kisah penakhlukan mereka dilakukan. 

Pun, tidak sedikit para ilmuan sosial yang mencoba membaca fenomena ini. Tentang bagaimana para penguasa membingkai legitimasi kekuasaan mereka. Misalnya Max Weber yang membagi tipe-tipe kekuasaan menjadi Tradisional, Kharismatik dan Rasional. Max Weber berfokus pada otoitas atau aura-aura yang dikeluarkan oleh para penguasa. Dan tampaknya, orang-orang yang memilih tunduk pada Aegon Sang Penakhluk telah terhipnotis oleh klaim-klaim otoritas tradisional dan kharismatiknya Aegon dan beberapa tokoh Targaryen penting lainnya.

Sebagai seseorang yang dianggap datang dari kebudayaan maju dan mistis, Aegon dianggap memiliki warisan kekuataan, keagungan berdasarkan garis keturunannya dari Old Valyria. Dan ketika Aegon menikahi kedua saudarinya, legitimasi kekuasaan yang dimiliki oleh Aegon dan para keturunannya pun dianggap sah. Karena itu, bahkan setelah masa Mad King habis, mendengar nama Targaryen pun, orang-orang di Westeros pun masih memiliki ketakutan. Sebab otoritas tradisional dalam konstrukti keturunan Targaryen dianggal sah. 

Kedua, tidak bisa dikesampingkan bahwa orang-orang Targaryen dipuja-puja oleh banyak orang. Misalnya Cercei yang dikatakan sebetulnya sangat berharap menikahi Targaryen yang disebut sebagai pria tertampan waktu itu di Westeros. Kharisma Aegon the Qonqueror terus berlangsung dan hidup selama 400 tahun. Dia dianggap pahlawan, orang sakti, yang tanpa ribuan pasukan bisa menakhlukkan 7 kerajaan. KIsah kepahlawanan dan hubungan mistis dengan naga inilah yang terus dikontruksi sehingga aura kharismatik tetap bertahan pada targaryen selama ratusan tahun.  

Akan tetapi, sama seperti  apa yang digambarkan oleh GGR Martin dalam bukunya. Meskipun suatu kekuasaan bertahan ratusan, ribuan tahun. Dengan klaim-klaim yang dahsyat, kekuasaan itu pun akhirnya runtuh. Apakah dengan perang yang bergejolak, atau politik yang berkecamuk. Tidak ada yang kekal dalam kekuasaan, dan penggambaran kekuasaan Targaryen yang menakutkan dengan simbol Fire and Blood-nya, telah mengajarkan kita tentang itu. Pun, sejarah peradaban dunia juga menunjukkan hal yang sama. Kekuasaan akan selalu diuji oleh waktu. 


No comments:

Post a Comment