bookmark at folkd Resensi Cerita Pendek: Rectoverso oleh Dee Lestari - Ningspara

Breaking

Informasi, resensi, review buku-buku dan Produk Lainnya & Tempat membaca cerpen

Pages

Tuesday, November 28, 2017

Resensi Cerita Pendek: Rectoverso oleh Dee Lestari

Resensi Cerita Pendek: Rectoverso oleh Dee Lestari. Ada seseorang yang menunggu kekasihnya terbagun dari tidur (koma) pada hari ulang tahunnya. Si kekasih yang terbaring itu berharap waktu berhenti agar dia bisa mengucapkan selamat ulang tahun pada kekasihnya, yang setia terjaga menanti dia bangun (sembuh). Ada seorang ibu yang begitu berjuang mencintai anak laki-lakinya yang mengidap penyakit autis. Si anak sudah dewasa, dia mencintai seseorang perempuan yang adalah kekasih adiknya sendiri. Alangkah menderitanya di posisi seorang ibu. Bukankah dia harus adil, membela si abang, anaknya yang autis dan membela si adik, anaknya yang normal.
Resensi Cerita Pendek: Rectoverso oleh Dee Lestari
Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa. Karena kini kumiliki segalanya- Rectoverso.
Ada seorang pelukis yang jatuh hati pada kekasih sahabatnya. Si pelukis mempersembahkan lukisan cecak fluoresence pada si perempuan. “Kutitipkan mereka untuk menjaga kamu... mengagumi kamu,” kata si pelukis. Cukup sekianlah cintanya. Perempuan itu akan menikah dengan sahabatnya. Dia bisa apa? Terlambatkan mereka bertemu? Tetapi si pelukis tidak menyalahkan waktu. Dia mengalah dan akan menyimpan cinta itu dalam diam, secara diam-diam. Cukuplah si prempuan tahu kalau dia menyukainya.
Itu beberapa contoh kejadian yang dialami para tokoh. Semuanya menceritakan tentang cinta yang menerima, yang tidak ngomel, yang membuktikan dengan perbuatan. Cinta yang dalam dan mengalah. Begitu para tokoh digambarkan Dee.
Dewi Lestari ‘Dee’ memang romantis. Bercerai dengan Marcel Siahaan dan menikah dengan sahabatnya sendiri, Reza Gunawan. Barangkali beberapa cerita ini ditulis sambil mengenang kisah pribadi dia? Hingga muncullah kata yang puitis di setiap kalimatnya. Di sosial media pribadi Dee dan Reza, mereka pun memang tampak sebagai pasangan yang sangat sederhana, dewasa, namun mendalam dan romantis. Dengan Marcel sendiri, Dee tidak musuhan. 
Membaca Rectoverso, ketika kau sedang jatuh hati atau patah hati, kau akan masuk sedalam mungkin ke cerita-cerita pendek Dee. Patah hati bukan hanya tentang romantic love (antar pasangan), bisa juga terjadi ketika kita sedang marah pada kakak yang sangat kita kasihi. Orangtua kita, sahabat kita sendiri yang sekarang malah lebih akrab dengan orang lain, atau siapa saja.
Cerpen Dee tidak mengajarkan kita untuk menuntut. Kalau memang persoalnnya sudah begitu (jatuh pada suatu titik), kita diminta untuk mempelajari situasi. Adalah hal yang wajar kalau suatu ketika kita menyukai kekasih adik, kekasih sahabat, atau sahabat. Atau kita berada di antara hubungan asmara dua orang dan kita diminta untuk membela salah satu pihak (seperti ibu di antara anak autis dan anak normalnya).
Resensi Cerita Pendek: Rectoverso oleh Dee Lestari

Apakah kita harus mengejar cinta kita dengan mengikuti pepatah, ‘sebelum janur kuning melengkung’? Rectoverso Dee tidak mengajarkan demikian. Dalam ketidak berdayaan kita, Rectoverso hadir memberika pemahaman sekaligus penghiburan.
Kita diminta untuk tidak menyalahkan diri kita karena cinta kita salah tempat dan sasaran. Tetapi cerpen ini meminta kita untuk belajar menerima dan belajar menyikapi semua persoalan hati secara dewasa bukan bertindak bodoh (contohnya bunuh diri).
Sebelas cerita pendek ini pun disertai ilustrasi berwarna menarik seperti street dan light photography, dan berbagai ilustrasi lainnya yang membantu kita masuk ke dalam cerita. Semua cerita diawali dengan lirik lagu atau puisi Dee yang berhubungan dengan cerita. Yang pernah saya dengar lagunya, di antaranya: Firasat, Selamat Ulang Tahun dan Malaikat Juga Tahu yang tidak asing di telinga kita. Seandainya buku ini dilengkapi dengan CD dari lagu-lagu Dee, seperti halnya “Republik #Jancukers” karya Sujiwo Tejo, barangkali buku ini akan lebit top markotop.

Bagi kita yang sedang patah hati. Kisah-kisah di dalam cerita pendek Dee bisa menjadi nasehat untuk kita melepaskan, merelakan. Inilah yang membuat saya sampai sekarang masih tetap memandang cerpen dan novel sebagai buku nasehat. Dia tidak menunjuk kita dan langsung mengatai kesalahan kita. Dia menceritakan dirinya, kisahnya sendiri kemudian kita disuruh melihat ke dalam diri kita. 

Identitas Buku
Judul               : Rectoverso
Penulis             : Dewi Lestari ‘Dee’
Penerbit           : Bentang Pustaka
Ketebalan        : 170 halaman
ISBN               : 978-602-7888-03-6

Cetakan           : Kesembilan, Januari 2016
Resensi Cerita Pendek: Rectoverso oleh Dee Lestari

No comments:

Post a Comment