bookmark at folkd Resensi buku: Indonesia Zamrud Toleransi - Ningspara

Breaking

Informasi, resensi, review buku-buku dan Produk Lainnya & Tempat membaca cerpen

Pages

Tuesday, November 28, 2017

Resensi buku: Indonesia Zamrud Toleransi

Resensi buku: Indonesia Zamrud Toleransi. Sebelum membahas isi buku ini, saya ingin menyebutkan bahwa buku ini saya peroleh secara cuma-cuma ketika mengikuti kegiatan Peta Kaum Muda Indonesia (PKMI) pada awal September lalu di Aula Bank Indonesia, Pontianak. PKMI diadakan oleh Tempo Institute bekerja sama dengan Friederick Ebert Stiftung (FES). Dalam buku ini, pertama sekali membahas kenapa perlu membahas toleransi. Salah satu alasannya adalah: Toleransi memasuki ranah ilmu pengetahuan dan upaya-upaya dunia untuk membangun kerja sama. Jika tidak toleran, maka kita sulit bergaul dengan orang lain. Jika sulit bergaul, maka kita akan menjadi manusia eksklusif yang susah maju.
Resensi buku: Indonesia Zamrud Toleransi
Resensi buku Indonesia Zamrud Toleransi
Kedua, kata ‘Zamrud’dalam judul buku ini sangat menarik perhatian. Zamrud adalah suatu batu permata mahal. Dimana batu ini sudah ada sejak dulu di nusantara bahkan sudah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia (sebelum kita memiliki sebuah negara bernama Indonesia). Zamrud ini pula yang menjadi cikal bakal kenapa kita menyetujui bergabung dalam sebuah negara bernama Indonesia. Zamrud toleransi ini berupa anugerah dari Tuhan yang tidak bisa kita elakkan.
Toleransi adalah sifat alami masyarakat nusantara. Dari dimulainya peradaban Hindu hingga munculnya peradaban Barat di Indonesia, disebutkan bahwa Indonesia mampu menerima kedatangan peradaban baru tanpa menghapus yang lama.
Kearifan lokal seperti tradisi Okomoma di Kabupaten Soe, NTT dilakukan untuk memperdamaikan pihak-pihak yang saling bertikai. Masih banyak lagi contoh serupa yang dipaparkan di buku ini.
Kemudian, budaya gotong royong yang dimiliki hampir dimiliki setiap suku di Indonesia juga dituliskan. Sebagai bukti bahwa kita adalah manusia yang mengakui keberadaan orang lain, maka kita bergotong royong. Karena, sejatinya kerja sama adalah untuk kepentingan bersama.
Hal-hal tersebut sudah ada dalam Nusantara sebelum ada negara Indonesia. Kemudian, pada tahun–tahun awal kemerdekaan, muncullah Pancasila yang menjadi ideologi bangsa. Pancasila hadir untuk merangkul Sabang hingga Merauke. Tidak untuk meniadakan zamrud yang lama. Tetapi menciptakan zamrud yang baru. Kelima butir pancasila dijelaskan dalam buku ini dengan bahasa yang mudah dipahami, bahasa anak muda. Karena memang buku ini ditujukan untuk anak muda dalam kegiatan PKMI yang saya sebutkan di atas.
Buku ini memiliki isi yang sangat seimbang. Sesekali dia memuji, di lain kali dia mengungkapkan fakta yang buruk tentang objek yang dipuji. Mengungkapkan fakta tentu saja bukan menjelek-jelekkan dan tidak menjatuhkan. Walaupun fakta itu begitu buruk adanya.
Konflik-konflik yang pernah terjadi di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, baik itu konflik antar etnis, suku, agama, geografi dipaparkan. Sebab-sebab terjadinya konflik dan lebih spesial, cara-cara tokoh dan masyarakat setempat menangani konflik sangatlah mengharukan dan layak ditiru.  Konflik di Maluku, Poso, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, bom di Bali, toleransi beragama di Yogyakarta, hingga keragaman di Papua Barat yang menginginkan perpisahan dari Indonesia. Lalu ditutup dengan upaya-upaya bapak pluralisme Indonesia, Gus Dur dalam membela kaum minoritas. Salah satunya mengakui hari libur Imlek.

            Buku ini amat baik tetapi sayangnya tidak bisa didapatkan secara bebas karena tidak untuk diperjualbelikan. Saya dan seratus lebih anak muda Kalimantan Barat yang terpilih mengikuti PKMI termasuk beruntung. Tentu saja buku ini sudah saya promosikan di sosial media. Bagi mereka yang ingin membaca buku ini, boleh meminjamnya pada saya. Buku ini layak menjadi sekuel. Saya berharap “Indonesia Zamrud Toleransi II” bisa ditulis nanti. Karena saya yakin, masih banyak contoh-contoh toleransi keberagaman, kegiatan gotong royong, dan kearifan lokal lain yang layak dibagi dan diperkenalkan ke masyarakat luas. Itulah pentingnya tulisan dalam sebuah buku. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebuah judul adalah janji penulis pada pembaca. Maka, judul buku “Indonesia Zamrud Toleransi” ini sudah melakukan tugasnya, mewakili isi keseluruhan buku.


Identitas Buku                      
Judul
: Indonesia Zamrud Toleransi
Penulis
: Henry T. Simarmata, Sunaryo, Arif Susanto, Fachrurozi dan Chandra S.           nPurnama.
Penerbit
:Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK-Indonesia)     bekerjasama dengan Friederich-Ebert-Stiftung (FES) Kantor Perwakilan Indonesia.
Ketebalan
: x+126 halaman; 17x25 cm.
ISBN  
: 978-602-72656-1-5
Cetakan
: Kedua, Agustus 2017
Segregasi menyebabkan sikap saling curiga sehingga masing-masing etnis saling menjaga jarak dengan yang lainnya –Indonesia Zamrud Toleransi.

No comments:

Post a Comment